Politik - Kamis 06 OKtober 2011 16:09
TANGSEL – Diusianya yang ke 11 Banten tak ada perubahan yang signifikan. Ketertinggalan, Kemiskinan dan kebodohan masih melekat kuat pada wajah Banten. Padahal sejatinya Propinsi Banten banyak memiliki potensi yang perlu digali dan dikembangkan. Sayangnya sumberdaya manusia masyarakatnya tidak mendukung untuk menggali potensi yang ada. Sementara para penguasa hanya berasyik masyuk dengan ruang lingkupnya sendiri dan abai terhadap masyarakatnya.
Contoh yang bisa dilihat secara kasat mata, Banten adalah propinsi yang memiliki objek wisata yang sangat beragam dan menarik, tidak kalah jika dibandingkan dengan propinsi-propinsi lain di pulau Jawa. Sayangnya, sampai saat ini, sektor pariwisata belum mendapatkan perhatian serius shingga belum bisa memberikan sumbangan yang signifikan bagi pendapatan daerah, dan belum bisa diandalkan sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Kalau sektor pariwisata digarap dengan baik, saya yakin, bukan hanya pendapatan daerah yang bertambah, tapi juga kesejahteraan masyarakat akan membaik,” terang anggota DPR-RI asal PKS yang juga Calon Gubernur Banten, Jazuli Juwaini.
Saat membahas dunia pariwisata, cetusnya, jangan pola fikir terkotak pada panorama keindahan alam semata. Dunia pariwisata tidak sesempit itu. Objek wisata bukan hanya gunung tinggi yang menantang untuk didaki, pantai indah yang menarik untuk dikunjungi, atau bentangan lukisan alam yang memanjakan mata. “Jika hanya ini yang kita bahas, berarti kita telah melalaikan potensi pariwisata yang lain,” imbuhnya.
Di samping wisata alam, ayah dari empat anak ini menyadari potensi wisata budaya yang tersimpan di balik kesenian daerah Banten yang sangat beragam, seperti seni tari, seni pencak silat, seni musik, seni batik, dan beragam seni lainnya.
Warisan budaya leluhur ini harus dilestarikan agar tidak punah. Jazuli mengingatkan, karena dengan strategi promosi yang baik, dirinya yakin bisa mendatangkan keuntungan materi. “Debus misalnya, seni bela diri khas Banten ini tidak hanya populer di kalangan masyarakat Indonesia saja, tapi juga sudah terkenal sampai ke mancanegara. Pertengahan tahun lalu misalnya, ketika KBRI di Paris menggelar festival Indonesia, ribuan warga Perancis dibuat terpana dengan atraksi debus yang dimainkan oleh para seniman silat Banten,” kenangnya.
Potensi wisata lain yang masih terpendam dan menunggu untuk diberdayakan adalah wisata kuliner. Menurut Jazuli, sampai saat ini, orang masih banyak yang belum tahu masakan khas Banten. “Saya heran, mengapa masakan khas Banten tidak sepopuler masakan khas daerah lain. Padahal jika yang dijadikan tolok ukur adalah rasa, saya yakin masakan khas Banten tidak kalah enak dengan masakan khas daerah lain. Semua orang tahu nasi uduk khas Jakarta, sate Madura khas Jawa Timur, rendang khas Padang, atau gudeg khas Jogya. Semua masakan itu bisa ditemui dengan mudah di seluruh penjuru propinsi Banten. Tapi siapa yang tahu nasi sum-sum khas Banten? Saya bahkan tidak yakin, anak-anak muda yang lahir dan tumbuh besar di Banten tahu bahwa propinsi yang mereka banggakan ini memiliki wisata kuliner yang benama nasi sum-sum,” katanya.
Ketika secara spesifik ditanya tentang ragam objek wisata yang sangat menarik di Banten, Jazuli menjawab, “Banyak sekali. Untuk wisata religius, kita punya masjid agung Banten yang sangat legendaris. Untuk wisata alam, kita punya taman Taman Nasional Ujung Kulon yang sudah ditetapkan sebagai world heritage site oleh UNESCO. Kita juga punya Gunung Krakatau di selat Sunda. Untuk para penikmat pantai, kita memiliki Anyer, Caritam Tanjung lesung, dan masih banyak yang lagi. Sedangkan bagi para penggila adrenalin, kita punya Pantai Sawarna yang ombaknya sangat bersahabat bagi para peselancar. Dan yang tak kalah penting, kita masih punya komunitas unik yang sampai saat ini masih setia memegang teguh tradisi leluhur, yaitu masyarakat Baduy. Orang yang pernah berkunjung ke masyarakat Baduy di Lebak, pasti heran dan terkesima melihat kehidupan warga Baduy Luar atau Baduy Dalam,” terangnya panjang lebar.
“Sayang, semua potensi wisata ini masih kurang populer di telinga wisatawan lokal maupun mancanegara. Sehingga pengunjungnya tidak sebanyak objek wisata yang ada di propinsi-propinsi lain,” pungkasnya. (JNA/TRYZIE)
Media : Bantenpost.com
Edisi : Kamis, 6 Oktober 2011
Rubrik : Politik
music, utorrent
backup, utorrent
music, utorrent
Comments :
Posting Komentar